Ringkasan Seni Budaya Kelas 8 Semester 2 Bab 1,2,3,dan
4
1.Penerapan Ragam Hias pada Bahan Keras
Indonesia
memiliki kekayaan dalamseni ragamhiasnya yang sangat beragam.Ragam hias
diterapkan pada bangunan rummah, pusaka, perhiasan, pakaian, peralatan rumah
tangga, serta alat-alat untuk keperluan adat dan upacara.Ragam hias memiliki
makna dan symbol berbeda, baik bentuk maupun ornament yang dibuat.Misalnya,
ornament bunga teratai melambangkan keagungan, bunga melatu melambangkan
kesucian.Berikut ini adalah contoh beberapa ragam hias yang diterapkan pada
beberapa benda dengan bahan yang berbeda.
A.Ragam Hias
Kekayaan raganm hias daerah memberikan identitas pada
daerah yang bersangkutan.Ragam hias memiliki makna dan fungsi yang berbeda-beda
dan memiliki arti simbolik seperti, dapat menangkal roh jahat, memberikan
keberkahan , dan sebagai symbol pangkat atau kedudukan dalam masyarakat.
Ragam hias motifnya dapat berupa
tumbuhan, hewan,manusia dan geometris yang berfungsi memperindah bidang 2 atau
3 dimensi.Proses pembuatan ragam hias 2 dimensi dapat dilakukan dengan teknik
menganyam, menggambar, dan pengecatan.Pada 3 dimensi dapat dilakukan dengan
cara memahat, atau mengukir.
Jenis-jenis Ragam Hias
a.Ragam Hias Flora
Jenis ragam hias flora merupakan pengembangan dari
bentuk aslinya yang diwujudkan dalam bentuk sulur-suluran.
b.Ragam Hias Fauna
Bentuk ragam hias ini pada umumnya mengalami perubahan
bentuk atau gaya.Motif ragam hias fauna diambil dari jenis yang ada di daerah
setempat sebagai cirri khasnya.Beberapa jenis fauna tersebut yaitu kupu-kupu,
burung, gajah, kadal, dan ikan.
c.Ragam Hias Figuratif
(Manusia)
Ragam hias figurative pada umumnya sudah mengalami
perubahan bentuk yang digayakan.Karakter dari bentuk-bentuknya disesuaikan
dengan tema dan tujuan tertentu untuk mendapat keselamatan, keberahan, dan
kekuatan.
d.Ragam Hias Geometris
Bentukragam hias geometris merupakan bentuk
dasar-dasar geometris seperti lingkaran, segi tiga, segi empat, segi lima,
belah ketupat, dan bentuk bebas.
2.Pola Ragam Hias
Ragam hias ini dapat berbentuk pola simetris dan
asimetris.Pola simetris yaitu apabila pola ragam
hias memiliki bentuk motif yang sama dan diletakkan seimbang antara sisi kanan
dan sisi kiri.Sedangkan pada pola asimetris motif ragam hias tidak diletakkan
di tengah atau motif tidak diletakkan sama antara sebelah kanan dan kiri namun
masih memiliki keindahan pada komposisinya.Beberapa bentuk pola ragam hias
tersebut dapat berupa pola ragam hias tepi, memojok, memusat, bidang beraturan,
komposisi, dan pengulangan.
a.Pola Simetris
Pola simetris terbentuk dari susunan
motif-motif ragam hias yang memiliki keseimbangan dan bentuk yang sama dalam
susunannya.
b.Pola
Asimetris
Pola asimetris terbentuk dari komposisi yang tidak
berimbang namun masih terlihat proporsi, komposisi dan kesatuan yang harmoni.
c.Pola Ragam Hias Tepi
Pola ragam hias
tepi bentuknya berupa pengulangan dari bentuk sebelumnya.Digunakan untuk
menghias bagian tepi pada bahan tertentu.
d. Pola Ragam Hias Menyudut
Pola ragam hias
ini berbentuk segitiga, umumnya memiliki bentuk ragam hias yang berbeda dan
disesuaikan dengan ragam hias yang sudah ada.
e. Pola Ragam Hias
Pola ragam hias
memusat bentuk coraknya berdiri sendiri.
f. Pola Ragam Hias Beraturan
Terbentuk dari bidang dan corak yang sama.Sususnan
polanya meupakan pengulangan dari bentuk sebelumnya dengan ukuran yang sama.
g. Pola Ragam Hias Tidak Beraturan
Merupkan sebaran dari beberapa motif yang berbeda dan
tidak mengikuti pola proporsi dan komposisi yang seimbang.
B.Alat dan Bahan
Beberapa
alat dan bahan yang digunakan dalam membuat ragam hias antara lain :
1.Pahat
Pahat memiliki mata bentuk lurus dan melengkung. Pahat digunkan untuk
membuat torehan atau pahatan pada media kayu.
2.Palu Kayu
Paku digunakan untuk memukul pahat yang sudah diberi
sketsa ragam hias .
3.Kuas
Kuas digunakan untuk pemberian warna pada media kayu, batu, keramik, dan
logam.
4. Politur
Politur adalah pelapis dengan warna natural yang
penggunaannya dilakukan dengan kuas maupun di semprot.
5.Cat
Kayu/Besi
Cat digunakan untuk member efek warna dari ragam hias
yang dibuat.
6. Kayu/Papan
Media Kayu atau papan dapat berupa kayu papan atau
batangan.
7. Batu
Berbagai macam batu dapat digunakan sebagai media untuk menggambarkan
ragam hias.Pilihlah batu yang permukaannya rata agar lebih mudah
diaplikasikandengan ragam hias.
C.Teknik Penerapan Ragam Hias
1.Teknik Ukir
Jenis bahan yang dapat digunakan dalam teknik ukir
berupa bahan dari kayu.Kayu yang sudah diberikan ragam hias kemudian diukir
seuai dengan pola yang sudah ditentukan .
2.Teknik Cor
Dapat menggunakan bahan dasar kuningan, tembaga, tanah
liat, gips, dan besi.Bahan utama pembentuk ragam hias dapat dituangkan dan
selanjutnya tunggu hingga bahan utama mongering dan terbuka, setelah itu
rapikan hasil cetakannya.
Pengunaan teknik cor dilakukan dengan cara berikut :
Membuat model yang akan dicetak
Membuat cetakan
Pembakaran
Penyelesaian dengan cat dan pelapis vernis
3.Teknik pengecatan
Ragam hias dengan motif-motif tertentu terlihat dari
nuansa warna-warni yang indah yang
indah.Alat dan bahan : Kuas, palet cat, pensil, cat minyak atau akrilik, kayu
atau triplek.
Tapestri
A.Tapestri
Kata
Tapestri diambil dari bahasa Prancis Tapiesserie yang berarti penutup lantai atau
bahasa Latin Tapestrum,sejenis
sulaman yang memiliki banyak teknik.
Tapestri
adalah sebuah teknik membuat karya tekstil dengan cara menenun
benang-benang,serat-serat,dan bahan lain seperti kayu,logam dan rotan dalam
suatu komposisi benda yang memiliki fungsi seni dan pakai.
Karya
tenun Tapestri dapat digunakan sebagai benda seni maupun benda yang meiliki
fungsi pakai.Contoh kegunaannya
sebagai benda seni:gorden,permadani
atau karpet,dan keset.
Struktur
bentuk tapestri terdiri dari tenunan benang lungsi dan pakan.Benang Lungsi adalah jalinan benang-benang yang menghadap
kearah vertikal,sedangkan benang-benang Pakan adalah benang yang
mengarah horizontal dan menjadi bagaian dari benang yang membentuk bidang gambar tertentu.
B.Bahan
& Alat Tenun Tapestri
1.Alat Tenun
Tapestri
a.Bentangan(Spanram)
Digunakan untuk mengaitkan benang lungsi dan jalinan pakan yang
membentuk corak atau motif tenunan.Dapat dibuat dengan bahan kayu salah satu
sisi berhadapan diberikan paku dengan ukuran 1cm antarpakunya.
b.Gunting
Digunakan untuk memotong sisa benang dan bahan-bahan yang berlebih dan
tidak terpakai.
c.Sisir
Digunakan untuk merapatkan benang-benang yang sudah ditenun sampai
mendapatkan kerapatan yang baik.
d.Paku Penggulung
Digunakan untuk menyisipkan benang pakan pada benang lungsi sehingga
membentuk corak atau motif tertentu.
2.Bahan Tenun Tapestri
a.Benang Wol
b.Kain Perca
c.Bambu
d.Manik-manik
C.Teknik
Tapestri
Ragam hias dengan menggunakan teknik tapestri dilakukan dengan menenun
benang pakan pada benang lungsi yang dikaitkan pada bentangan kayu yang disebut
Spanram.
1.Menyiapkan Desain Ragam Hias
Desain berupa gambar dengan tema
tertentu,dibuat untuk mempermudah dalam membuat tenunan.
2.Membuat Jalinan Tenun Tapestri
Tenun tapestri terdiri dari benang lungsi sebagai dasar dan jalinan
benang pakan yang memberi ragam hiasnya.Ada
dua macam teknik dalam tenunan
tapestri,yaitu:
a)Teknik tenun
simetris
Yaitu teknik memasukkan benang pakan sejajar dengan tenunan benang pakan
lainnya dan terkait diantara benang lungsi sehingga membentuk ragam hias.
b)Teknik tenun
asimetris
Yaitu teknik menenun dengan benang pakan ditenun menyilang pada benang
lungsinya dan dilakukan berulang-ulang sesuai dengan desain ragam hias yang
dibuat.
Tenun Tapestri juga terdapat sambungan antar benang-benangnya.Biasanya
benang yang disambung terdapat pada benang pakan,kaena benang pakan merupakan
unsur pembentuk ragam hias.
Rangkuman Bab 3
Seni Musik
Teknik
dan Gaya Menyanyi Lagu Daerah
Lagu lagu daerah biasanya diiringi beberapa
alat musik daerah yang sering disebut karawitan. Istilah karawitan ini untuk
menunjukkan pada seperangkat alat musik tradisional lengkap secara orkestra.
Kebanyakan karya seni musik tradisional
(karawitan) dengan berbagai ansambel gamelan ataupun repertoar bersifat
tradisional dan anonimus. Usia pada komposisi karawitan sulit untuk ditentukan.
Seringkali seorang pemain/seniman ahli karawitan dapat menambahkan atau
mengurangi komposisi karawitan yang dimainkan atau dengan berbagai gaya.
Karawitan Betawi gaya dalam lambang kromong disebut liaw. Gaya musikal adalah ciri khas atau karakteristik musikal yang
dihasilkan dari beberapa kondisi :
Gaya lokal,yakni karakteristik cara
menyanyikan lagu daerah yang berbeda dengan daerah lainnya. Pada isu
globalisasi, kemudian disebut entitas lokal genius.
Gaya individual,adalah
tipologi karakteristik seorang tokoh pencipta lagu-lagu yang membedakannya
dengan pencipta lagu lainnya.
Gaya periodikal,adalah
tipologi karakteristik zaman tertentu yang menghasilkan gaya musikal
tertentu,misalnya gaya dalam bentuk musikal ,adalah tipologi karakteristik yang
dapat dibedakan dari berbagai bentuk karya musikal yang ada ,misalnya,pada
musik Betawi dalam gambang kromong lagu sayur,dengan lagu phobin, atau dalam
lagu kroncong tugu antara kroncong
asli,langgam,dan stambul. Dalam karawitan Betawi gaya atau musical style dikenal dengan istilah Liaw
Seorang penyanyi lagu jawa di jawa sendiri
biasa disebut dengan sinden,demikian juga di Sunda dan juga di Bali. Jika di
daerah Sumatra sering disebut dengan perkolong-kolong. Bila di Kalimantan
sering disebut madihin yaitu menyanyikan pantun-pantun yang diiringi dengan
alunan gendang.
Menyanyi
secara Unisono
Menyanyi dalam satu suara atau sering disebut
dengan menyanyi secra unisono. Menyanyi secara unisono membutuhkan kerjasama
antara angggota kelompok karena jika berbeda sendiri suaranya akan terlihat
tidak bagus.
Menyanyi pada masyarakat sangat sering
dilakukan sesuai dengan kebutuhannya. Ada lagu-lagu yang dinyanyikan saat
upacara tertentu seperti pernikahan,kematian ,kelahiran,atau permainan. Ada
juga lagu-lagu yang berisi nasehat atau sanjugan untuk sesame,seperti ibu-ibu
di beberapa daerah yang masih menyanyikan lagu yang berisi nasehat untuk
menidurkan anaknya, atau anak-anak/remaja yang menyanyikannya untuk bermain
permainan tradisional. Hal ini membuktikan bahwa menyanyi secara unisono maupun
perseorangan sering dilakukan oleh masyarakat.
Setiap daerah di Indonesia memiliki lagu
dengan bahasa daerah. Lagu-lagu ini merupakan kekayaan yang dapat dijadikan
sebagai salah satu sarana membentuk karakter dan pendidikan sikap pada anak dan
remaja. Nasehat yang disampaikan melalui lagu tentu lebih bermakna dan dapat
diterima.
Berlatih
Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu Daerah
Teknik menyanyi unisono adalah terletak pada
cara pernapasannya. Cara pernapasannya adalah menggunakan pernapasan
diafragma,karena dengan pernapasan diafragma seseorang dapat mengeluarkan suara
yang lantang dan kuat.